Tag: akhirat

Doa Rasulullah Tentang Dunia Akhirat

Telah menceritakan kepada kami ‘Ubaidullah bin Mu’adz, bapakku telah menceritakan kepada kami; telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Tsabit dari Anas dia berkata; Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam banyak berdo’a dengan, “Ya Allah, Rabb kami, berikanlah kebaikan di dunia dan di akhirat, dan jagalah kami dari siksa neraka”.
– HR. Muslim

Mencintai Dan Menjadikan Akhirat Sebagai Tujuan

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
Dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: Kami mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
(( مَنْ كانت الدنيا هَمَّهُ فَرَّق الله عليه أمرَهُ وجَعَلَ فَقْرَهُ بين عينيه ولم يَأْتِه من الدنيا إلا ما كُتِبَ له، ومن كانت الآخرةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللهُ له أَمْرَهُ وجَعَلَ غِناه في قَلْبِه وأَتَتْهُ الدنيا وهِيَ راغِمَةٌ
“Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya)“[1].
Hadits yang mulia ini menunjukkan keutamaan cinta kepada akhirat dan zuhud dalam kehidupan dunia, serta celaan dan ancaman besar bagi orang yang terlalu berambisi mengejar harta benda duniawi[2].
Beberapa faidah penting yang terkandung dalam hadits ini:
– Orang yang cinta kepada akhirat akan memperoleh rezki yang telah Allah tetapkan baginya di dunia tanpa bersusah payah, berbeda dengan orang yang terlalu berambisi mengejar dunia, dia akan memperolehnya dengan susah payah lahir dan batin[3]. Salah seorang ulama salaf berkata, “Barangsiapa yang mencintai dunia (secara berlebihan) maka hendaknya dia mempersiapkan dirinya untuk menanggung berbagai macam musibah (penderitaan)“[4].
– Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah berkata[5], “Orang yang mencintai dunia (secara berlebihan) tidak akan lepas dari tiga (macam penderitaan): Kekalutan (pikiran) yang selalu menyertainya, kepayahan yang tiada henti, dan penyesalan yang tiada berakhir. Hal ini dikarenakan orang yang mencintai dunia (secara berlebihan) jika telah mendapatkan sebagian dari (harta benda) duniawi maka nafsunya (tidak pernah puas dan) terus berambisi mengejar yang lebih daripada itu, sebagaimana dalam hadits yang shahih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya seorang manusia memiliki dua lembah (yang berisi) harta (emas) maka dia pasti (berambisi) mencari lembah harta yang ketiga“[6].
– Kekayaan yang hakiki adalah kekakayaan dalam hati/jiwa. Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta benda, tetapi kekayaan (yang hakiki) adalah kekayaan (dalam) jiwa“[7].
– Kebahagiaan hidup dan keberuntungan di dunia dan akhirat hanyalah bagi orang yang cinta kepada Allah dan hari akhirat, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Sungguh sangat beruntung seorang yang masuk Islam, kemudian mendapatkan rizki yang secukupnya dan Allah menganugrahkan kepadanya sifat qana’ah (merasa cukup dan puas) dengan rezki yang Allah Ta’ala berikan kepadanya”[8].
– Sifat yang mulia ini dimiliki dengan sempurna oleh para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan inilah yang menjadikan mereka lebih utama dan mulia di sisi Allah Ta’aladibandingkan generasi yang  datang setelah mereka. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Kalian lebih banyak berpuasa, (mengerjakan) shalat, dan lebih bersungguh-sungguh (dalam beribadah) dibandingkan para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tapi mereka lebih baik (lebih utama di sisi Allah Ta’ala) daripada kalian”. Ada yang bertanya: Kenapa (bisa demikian), wahai Abu Abdirrahman? Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Karena mereka lebih zuhud dalam (kehidupan) dunia dan lebih cinta kepada akhirat”[9].
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين

Jangan Jadi Islam KTP

Dalam Islam Menjadi Orang Baik saja tidak cukup, Percuma kamu baik tapi tidak sholat dan ibadah lainnya. Kebaikanmu akan dibalas Allah Didunia Hingga di Akhirat nanti Hanya Akan Tersisa untuk pembalasan dosamu.. Jika Kamu Muslim, Ketika dosamu sudah dilebur maka kamu akan dimasukkan ke surga, jika kamu kafir maka neraka adalah tempat yang kekal bagimu.

3 Cara Sukses Dunia Akhirat

Penjelasan pertama, Allah Ta’ala berfirman, “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath Tholaq: 2-3).
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Dari Ibnu ‘Abbas, ia menafsirkan ayat “Allah akan mengadakan baginya jalan keluar” yaitu dengan takwa, Allah akan menyelematkannya dari kesulitan di dunia dan akhirat. (Lihat Tafsir Al Qurthubi, 18: 159). Takwa tentu saja dengan menjalankan setiap perintah Allah dan menjauhi setiap larangan-Nya. Sedangkan tawakkal adalah menyandarkan hati pada Allah dalam usaha diiringi dengan melakukan usaha.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Penjelasan kedua, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang suka untuk dipanjangkan umur dan ditambahkan rizkinya, maka berbaktilah pada orang tua dan sambunglah tali silaturahmi (dengan kerabat).” (HR. Ahmad).
Jika Anda menjadi anak yang berbakti pasti akan dimudahkan dalam berbagai urusan dan kesuksesan. Karena hal ini pun telah dibuktikan oleh para ulama di masa silam.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Penjelasan ketiga, Dengan do’a segala urusan dan kesuksesan pun mudah diraih.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Perbanyaklah do’a berikut agar dimudahkan dalam setiap urusan.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
اللَهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Allahumma laa sahlaa illa maa ja’altahu sahlaa wa anta taj’alul hazna idza syi’ta sahlaa”Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah dan Engkau yang menjadikan kesedihan (kesusahan) menjadi mudah jika Engkau kehendaki” (HR. Ibnu Hibban dan Ibnu Suni. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Ash Shahihah no.2886).
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Silakan buktikan … Sukses utama bukanlah dalam urusan dunia saja. Sukses utama adalah jika kita bisa meraih surga.

Inilah Amalan Pemberat Timbangan

Dalam riwayat Tirmidzi (hadisnya dinyatakan hasan shahih) disebutkan pula hadis dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin pada hari kiamat selain akhlaknya yang baik. Allah sangat membenci orang yang kata-katanya kasar (Al-fahisy) dan kotor (Al-badzi)”.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Al-fahisy yang dimaksud dalam hadis di atas adalah orang yang mengeluarkan perkataan yang tidak enak didengar atau perkataan yang tidak pantas. Sedangkan Al-badzi adalah orang yang berkata kotor. Jadi, orang yang bisa menjaga perkataannya adalah orang yang akan berat timbangannya.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Semoga setelah mengetahui hal ini, kita bisa berhati-hati dalam berkata, serta berusaha memiliki akhlak yang baik.

Doa Minta Ampunan Pada Hari Pembalasan



Doa Minta Ampunan Pada Hari Pembalasan

رَبِّ اغْفِرْ لِي خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّينِ
Ya Rabbi, ampunilah kesalahanku pada hari Pembalasan!

 Ungkapan tersebut diucapkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kala ditanya Aisyah: “Ibnu Jud’an, pada masa jahiliah ia menyambung tali kekerabatan, memberi makan orang miskin, apakah itu bermanfaat baginya?” Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Tidak wahai Aisyah! Sesungguhnya ia sama sekali tidak pernah mengatakan: Ya Rabbi, ampunilah kesalahanku pada hari Pembalasan!” [HR. Muslim]

artinya ia tidak percaya dengan hari kebangkitan. Dan orang yang tidak mengimaninya, maka ia kafir, amalnya tidak bermanfaat baginya (di akhirat).

Doa yang disebutkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini menunjukkan urgensi berdoa dengan tersebut. Pun telah datang dari Ibrahim Khalilur Rahman ucapan beliau:

وَالَّذِي أَطْمَعُ أَنْ يَغْفِرَ لِي خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّينِ

dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat. [Asy-Syu’ara/ 26: 82]

Bila kekasih Allâh saja sangat mengharap agar diampuni kesalahannya pada hari Kiamat, maka kitapun sangat lebih dituntut untuk memohonnya dengan sangat. Sebab orang yang diampuni Allâh, artinya ia telah selamat dari setiap mara bahaya, dan tercapailah apa yang didambakannya pada hari yang sangat mencekam tersebut.

Penyebutan hari pembalasan (yaumuddin) dalam doa ini untuk menghadirkan permintaan agung, pada hari di mana hamba ketika itu sangat membutuhkan ampunan Rabb-nya.  Yaumuddin adalah yaumul jaza’ (hari pembalasan) dan hari perhitungan amal. Dan di antara nama Allâh adalah Ad-Dayyân; yaitu Yang menghisab dan membalas sekalian hamba. Allâh Azza wa Jalla akan memutuskan perkara mereka dengan timbangan keadilan dan kebenaran pada hari pembalasan. Maka dari itu sudah seharusnya bagi hamba untuk memperhatikan doa ini.

(Syarh ad-Du’a min al-Kitab wa as-Sunnah; doa no 145)