Tag: hadits

Doa Memakai Baju Baru

“Jika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengenakan pakaian baru beliau selalu menyebut namanya, baik itu imamah, gamis ataupun selendang. Setelah itu beliau bersabda:
“ALLAHUMMA LAKAL HAMDU ANTA KASAUTANIIHI AS`ALUKA KHAIRAHU WA KHAIRA MAA SHUNI’A LAHU WA A’UUDZU BIKA MIN SYARRIHI WA SYARRI MAA SHUNI’A LAHU
(Ya Allah, segala puji hanya milik-Mu, Engkau telah mengenakan pakaian itu kepadaku. Maka aku meminta kebaikannya dan kebaikan apa yang dibuat untuknya. Dan aku berlindung kepadamu keburukannya dan keburukkan apa yang dibuat untuknya).”
HR. Tirmidzi

Jika Tidak Malu Maka Lakukanlah

“Di antara sabda para Nabi adalah: jika kamu tidak malu, maka berbuatlah sekehendakmu. Bersedekap ketika shalat dengan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri, menyegerakan saat berbuka dan mengakhirkan sahur.”
HR. Malik
Catatan: Malu adalah bagian dari keimanan seorang mukmin.

Tanah Makkah

“Sesungguhnya Allah telah membebaskan Makkah dari pembunuhan, atau pasukan gajah.” Abu Ubaidullah berkata, “Demikian Abu Nu’aim menyebutkannya, mereka ragu antara ‘pembunuhan’ dan ‘gajah’. Sedangkan yang lian berkata, “Gajah. Lalu Allah memenangkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan kaum Mukminin atas mereka. Beliau bersabda: “Ketahuilah tanah Makkah tidaklah halal bagi seorangpun baik sebelumku atau sesudahku, ketahuilah bahwa sesungguhnya ia pernah menjadi halal buatku sesaat di suatu hari. Ketahuilah, dan pada saat ini ia telah menjadi haram; durinya tidak boleh dipotong, pohonnya tidak boleh ditebang, barang temuannya tidak boleh diambil kecuali untuk diumumkan dan dicari pemiliknya. Maka barangsiapa dibunuh, dia akan mendapatkan satu dari dua kebaikan; meminta tebusan atau meminta balasan dari keluarga korban.” Lalu datang seorang penduduk Yaman dan berkata, “Wahai Rasulullah, tuliskanlah buatku?” beliau lalu bersabda: “Tuliskanlah untuk Abu fulan.” Seorang laki-laki Quraisy lalu berkata, “Kecuali pohon Idzhir wahai Rasulullah, karena pohon itu kami gunakan di rumah kami dan di kuburan kami.” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kecuali pohon Idzhir, kecuali pohon Idzhir.” Lalu dikatakan kepada Abu Abdullah, “Apa yang dituliskan untuknya?” Ia menjawab, “Khutbah tadi.”
(HR. Bukhari: 109)

Tinggalkan Daging Biawak

Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Umar telah menceritakan kepada kami Syu’bah dan Abu Bisyr dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas bahwa bibinya telah memberi hadiah mentega, biawak dan keju kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Lalu beliau memakan sebagian dari mentega dan keju, serta meninggalkan biawak karena merasa jijik. Dan biawak tersebut dimakan di atas meja makan beliau, seandainya biawak itu haram, maka biawak tersebut tidak akan dimakan di atas meja makan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.”
– HR. Abu Daud

Wanita Pezinah Yang Bertobat

Wanita Pezinah Yang Bertobat Dengan Kerelaan Hati. 
Telah menceritakan kepada kami Muslim bin Ibrahim bahwa Hisyam Ad Dustuwa`i dan Aban bin Yazid keduanya menceritakan kepada mereka secara makna, dari Yahya dari Abu Qilabah dari Abu Al Muhallab dari Imran bin Hushain bahwa ada seorang wanita -dalam hadits Aban ia dari Juhainah-
datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan mengatakan bahwa dirinya telah berzina dan sedang mengandung. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian memanggil walinya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada wali tersebut: “Perlakukan ia dengan baik, jika ia telah melahirkan, maka bawalah ia kemari.” 
Ketika wanita itu telah melahirkan, ia dibawa ke hadapan nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau pun memerintahkan agar hukuman dilaksanakan. Pakaian wanita itu kemudian dirapatkan (agar auratnya tidak tersingkap), dan beliau kembali memerintahkan agar hukuman segera dilaksanakan, maka ia pun dirajam. Beliau lalu memerintahkan para sahabatnya (untuk menshalatkannya), mereka pun menshalatinya. Umar lantas berkata, “Wahai Rasulullah, kenapa engkau menshalatinya padahal ia telah berzina!” beliau bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku ada dalam tangan-Nya, ia telah bertaubat, dan sekiranya taubatnya dibagikan kepada tujuh puluh penduduk Madinah maka akan mencukupi. Apakah engkau menemukan yang lebih utama dari upaya wanita ini, ia datang sendiri dengan kerelaan hati?”.
Namun perawi tidak menyebutkan dari Aban dengan lafadz ‘Pakaian wanita itu kemudian dirapatkan (agar auratnya tidak tersingkap) ‘. Telah menceritakan kepada kami Muhammad Ibnul Wazir Ad Dimasyqi berkata, telah menceritakan kepada kami Al Walid dari Al Auza’i ia berkata, “Pakaian wanita itu kemudian dirapatkan (agar auratnya tidak tersingkap), maksudnya adalah diikat.”
(HR. Abu Daud)

Dibawah Gunung Uhud

“Ya Allah, saya tidak seperti yang mereka lakukan itu, -maksudnya para sahabatnya- dan sungguh saya berlepas diri dari kelakuan mereka”, maksudnya orang-orang musyrik. Lalu ia menyongsong barisan musuh dan bertemu Sa’ad untuk terakhir kalinya dibawah gunung Uhud. –sedang Yazid mengatakan di Baghdad, bukan Uhud–. Sa’ad berkata, aku bersamamu. Sa’ad berkata, aku tidak bisa berbuat seperti yang dia lakukan. Saat perang usai, ditemukan dalam jasadnya sebanyak delapan puluh lebih sabetan pedang, tusukan panah dan tombak. (Anas bin Malik radhiyallahu’anhu) berkata, kami berpendapat bahwa atas perbuatannya dan para sahabatnya tersebut, turunlah ayat, “maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di anta ra (pula) yang menunggu-nunggu”.
(HR. Ahmad: 12612)

Memakai Sutera Dilarang?

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang memakai sutera kecuali sekedar dua, tiga, atau empat jari saja. Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Abdillah Ar Ruzi; Telah mengabarkan kepada kami Abdul Wahhab bin ‘Atha dari Sa’id dari Qatadah dari jalur ini dengan Hadits yang serupa.
– HR. Muslim

7 Mati Syahid

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah memberlakukan pahalanya berdasarkan ukuran niatnya, dan menurut kalian siapakah syuhada` itu?” mereka menjawab: Orang yang terbunuh di jalan Allah.
Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Mati syahid itu ada tujuh selain terbunuh dijalan Allah;
mati terkena tha’un syahid, mati tenggelam syahid, mati karena sakit lambung syahid, mati karena sakit perut syahid, mati terbakar syahid, mati tertimpa bangunan syahid dan wanita yang mati bersama janinnya syahidah.”
(HR. Ahmad)